1.Tanto adalah katana yang berukuran kecil dan lebih biasa digunakan untuk kegiatan ritual harakiri(bunuh diri) dan sebagainya.
2.Wakasashi adalah katana berukuran sedang biasanya sebagai pelengkap atau cadangan di dalam pertarungan.
3.Katana adalah senjata khas jepang yang digunakan oleh samurai yang metode pembuatannya sangat sulit dan metode tertentu.
Katana (刀?) Adalah jenis pedang Jepang (日本刀, nihontō?), Dan sering disebut sebagai "pedang samurai." In a precise sense, the term katana in Japanese is applied to any kind of single-edged Japanese sword, although, incorrectly or habitually, some Japanese and Western sword lovers define katana as the standard size moderately curved (as opposed to the older " tachi " style featuring more curvature) Japanese sword with a blade length of greater than 60 cm (23.6 inches). [ 1 ] In Portuguese the designation (spelled catana- delineated from the Japanese word when Portuguese traders first arrived in Japan) refers to a slightly shorter and wider blade, commonly used to clear paths through dense jungle, or to otherwise cut down wild vegetation. Dalam pengertian yang tepat, istilah katana di Jepang berlaku untuk setiap jenis tunggal pedang bermata jepang, meskipun, secara tidak benar atau kebiasaan, beberapa orang Jepang dan Barat mendefinisikan pecinta pedang katana sebagai ukuran standar cukup melengkung (yang bertentangan dengan yang lebih tua "tachi "menampilkan lebih gaya kelengkungan) jepang pedang dengan panjang bilah lebih dari 60 cm (23,6 inci). [1] Pada Portugis penunjukan (dieja catana-dijabarkan dari kata dalam bahasa Jepang ketika para pedagang Portugis pertama kali tiba di Jepang) mengacu pada sedikit pedang pendek dan lebih luas, biasanya digunakan untuk membersihkan jalan melalui hutan lebat, atau jika tidak menebang vegetasi liar.
The katana is characterized by its distinctive appearance: a curved, slender, single edged blade, circular or squared guard, and long grip to accommodate two hands. Katana ditandai dengan penampilan yang khas: melengkung, ramping, pedang bermata tunggal, bulat atau persegi penjaga, dan panjang untuk mengakomodasi dua genggaman tangan. It has historically been associated with the samurai of feudal Japan , and has become renowned for its sharpness and cutting ability, to the point that its purported cutting capabilities have reached mythical status. Hal ini secara historis telah dikaitkan dengan samurai dari feodal Jepang, dan telah menjadi terkenal dengan ketajaman dan kemampuan memotong, sampai pada titik bahwa pemotongan diakui kemampuan telah mencapai status mitos.
Samurai (侍 atau 士 ?) adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.
Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.
Samurai dianggap mesti bersopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.
[sunting] Etimologi
Perkataan samurai berasal pada sebelum zaman Heian di Jepang di mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.
Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.
Berikut adalah beberapa istilah lain samurai.
* Buke (武家) – Ahli bela diri
* Kabukimono - Perkataan dari kabuku atau condong, ia merujuk kepada gaya samurai berwarna-warni.
* Mononofu (もののふ) - Istilah silam yang berarti panglima.
* Musha (武者) - Bentuk ringkasan Bugeisha (武芸者), harafiah. pakar bela diri.
* Si (士) - Huruf kanji pengganti samurai.
* Tsuwamono (兵) - Istilah silam bagi tentara yang ditonjolkan oleh Matsuo Basho dalam haiku terkemukanya. Arti harafiahnya adalah orang kuat.
[sunting] Senjata
Samurai menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido diajarkan bahwa katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana sendiri bukan menjadi senjata utama sampai massa Edo.
Apabila seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai secara resmi. Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana walaupun biasanya diikat dengan benang untuk menghindari katana terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho, yang berarti besar dan kecil.
Senjata samurai yang lain adalah yumi atau busar komposit dan dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknyah senapan pada abad ke-16. Busur komposit model Jepang adalah senjata yang bagus. Bentuknya memungkinkan untuk digunakan berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila ketepatan tidak lagi diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri di belakang Tedate (手盾) yaitu perisai kayu yang besar, tetapi bisa juga digunakan dengan menunggang kuda. Latihan memanah di belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame (流鏑馬). Dalam pertempuran melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu memakai busur komposit dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.
Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.
Samurai dianggap mesti bersopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.
[sunting] Etimologi
Perkataan samurai berasal pada sebelum zaman Heian di Jepang di mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.
Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.
Berikut adalah beberapa istilah lain samurai.
* Buke (武家) – Ahli bela diri
* Kabukimono - Perkataan dari kabuku atau condong, ia merujuk kepada gaya samurai berwarna-warni.
* Mononofu (もののふ) - Istilah silam yang berarti panglima.
* Musha (武者) - Bentuk ringkasan Bugeisha (武芸者), harafiah. pakar bela diri.
* Si (士) - Huruf kanji pengganti samurai.
* Tsuwamono (兵) - Istilah silam bagi tentara yang ditonjolkan oleh Matsuo Basho dalam haiku terkemukanya. Arti harafiahnya adalah orang kuat.
[sunting] Senjata
Samurai menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido diajarkan bahwa katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana sendiri bukan menjadi senjata utama sampai massa Edo.
Apabila seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai secara resmi. Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana walaupun biasanya diikat dengan benang untuk menghindari katana terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho, yang berarti besar dan kecil.
Senjata samurai yang lain adalah yumi atau busar komposit dan dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknyah senapan pada abad ke-16. Busur komposit model Jepang adalah senjata yang bagus. Bentuknya memungkinkan untuk digunakan berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila ketepatan tidak lagi diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri di belakang Tedate (手盾) yaitu perisai kayu yang besar, tetapi bisa juga digunakan dengan menunggang kuda. Latihan memanah di belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame (流鏑馬). Dalam pertempuran melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu memakai busur komposit dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.